ROKAN HILIR, rohilabadinews.com – Perlu komunikasi semua pihak guna dapat percepatan penurunan angka stunting. Demikian hal inj diutarakan oleh bupati Rohil saat membuka stop stunting dengan menggelar rembuk aksi percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan oleh dinas kesehatan Rokan Hilir (Rohil) di aula hotel Armarosa jalan kecamatan Bagansiapiapi, Senin (04/07/2022).
Hadir bupati Rohil Afrizal Sintong,SIP, wakil bupati H.Sulaiman,SS,MH, ketua TP PKK Rohil Sanimar,Spd, wakil ketua TP PKK, plt Kadis kesehatan Ns Afrida,S.kep,M.kes para camat, kepala puskesmas dan sejumlah penghulu. Tampak juga yang mewakili Kajari dan yang mewakili Dandim 0321/Rohil. Ada juga 15 OPD terkait diantaranya dinas kesehatan, dinas pendidikan, dinas pemberdayaan perempuan, dinas perkim, dinas sosial dan dinas lainnya.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Asupan gizi yang tidak seimbang merupakan suatu faktor yang berpengaruh langsung terhadap stunting.
Untuk bisa mengatasi stunting, perlu kolaborasi antara tenaga gizi, nutrisionis, dan dietisien dengan profesi medis, perawat, bidan, sanitarian, serta tenaga kesehatan lainnya.
Kepada jurnalis bupati Rokan Hilir Afrizal Sintong,SIP menegaskan bahwa ibu yang hamil dimulai orang tua dan bayi senantiasa diawasi perkembangannya. Oleh sebab itu bagaimana langkah langkah untuk mengatasi stunting ditegaskan kepada camat, dinas kesehatan, kepala puskesmas dan penghulu akan dilakukan penurunan angka stunting.
“Diharapkan kepala puskesmas melalui posyandu melaporkan ke kita,”ujar Afrizal Sintong.
Hal ini tambah orang nomor satu di pemerintahan kabupaten Rokan Hilir ini perlu komunikasi semua pihak sehingga dapat percepatan penurunan stunting ini diantaranya komunikasi untuk mendapatkan data lokus stunting antara wakil bupati, dinas kesehatan, camat, penghulu, puskesmas dan posyandu.
“Kita mengharapkan upaya dinas kesehatan dan kepala puskesmas turun langsung kelapangan sehingga anak anak stunting supaya dirawat terus. Insya Allah kami terus berupaya untuk menurunkan stunting di daerah Rokan Hilir,”katanya.
Nantinya pencegahan stunting, kata bupati Rohil, dimulai dari ibu hamil dengan menganggarkan melalui dinas sosial.
“Untuk mencegah stunting sejak dini,”ucapnya.
Sementara itu plt Kadis kesehatan Rohil Ns Afrida,S.Kep,M.Kes mengatakan sesuai Perpres nomor 72 tahun 2021 dimana kepala daerah berkomitmen terhadap penurunan angka stunting inilah merupakan aksi ketiga. Tambahnya sebagaimana diutarakan oleh bupati Rohil bahwa aksi ini bukan hanya pada dinas kesehatan saja namun ada 15 OPD yang terkait hingga tingkat desa.
“Target tahun 2022 sebesar 25 persen di tahun 2024 harus tercapai 14 persen,”ujarnya.
Tambahnya menjelaskan sebagaimana bupati Rohil mengatakan bahwa dalam stunting ini tentunya harus ada kerjasama semua pihak. Diantaranya dinas kesehatan, dinas pertanian masalah tanaman pangan, dinas perkim masalah rumah layak huni, dinas pemberdayaan perempuan masalah anak, dinas sosial masalah jaminan kesehatannya.
“Jika semua sudah mendukung maka manusianya akan sehat. Kalau dinas kesehatan jika gizinya kronis baru dinas kesehatan menurunkan angka stunting bagaimana mengenai gizinya bagaimana ibu hamilnya. Mudah mudahan dengan adanya ini dapat mengeluarkan stunting yang ada,”pungkasnya. (Indra/andi)