Rohil Abadi News.com – BAGANSIAPIAPI – Para ASN dilingkungan pemdakab Rokan Hilir (Rohil dan para pelajar SD,SMP dan SMA melaksanakan upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2019. Upacara tersebut di gelar di Depan Kantor BPKAD ( Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Rokan Hilir (Rohil di jalan Merdeka Bagansiapiapi, Kamis (02/05/2019). Wabup Rohil Drs H.Jamiluddin sebagai pembina upacara Hardiknas ini.
Banyak para pelajar SD jatuh saat melaksanakan upacara ini. Para pelajar yang merasa pusing dan tidak mampu untuk melaksanakan upacara akhirnya melakukan istirahat. Bahkan ada yang jatuh dan di bopong ke mobil kesehatan yang telah di sediakan di jalan Aman Bagansiapiapi.
Selaku Pembina upacara, Wabup Rohil Drs H. Jamiludin membacsakan pidato menteri pendidikan dan kebudayaan RI Muhadjir Effendi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional 02 Mei 2019. Menteri Pendidikan dan kebudayaan menjelaskan dalam pidatonya bahwa bangsa Indonesia telah melewati tahap puncak perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak sedangkan prosedunya masih berlanjut hingga penentuan akhir pada tanggal 22 Mei 2019.
Dikatakan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Muhadjir Effendi, dilihat dari sudut pandang pendidikan didalam Pemilihan Umum harus terjadi proses pembelajaran bagi setiap warga negara.
“Proses belajar pada hakikatnya adalah mmomentum terjadinya perubahan tingkah laku menuju je dewasaan,”tutur Muhadjir Effendi yang pidatonya dibacakan oleh wabup Rohil Drs H.Jamiludin.\
Dijelaskannya, bahwa terbentuknya warga negara yang demokratis merupakan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 13: menyebutkan “Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, Berakhlak mulia,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab”.
“Adalah lumrah dalam kontestasi demokrasi selalu meninggalkan jejak-jejak residual yang bisa menimbulkan keretakan bahkan perpecahan. Dalam momentum seperti ini tanggung jawab nasional kita dipertaruhkan. Tanggung jawab untuk selalu menjaga aset vital bangsa yang tak ternilai harganya, yaitu semangat kerukunan, persaudaraan, dan persatuan,”ujarnya.
Menteri Pendidikan danKebudayaan RI menjelaskan selama empat tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo- Yusuf Kalla lebih di fokuskan padapembangunan Infrastruktur atau prasarana. Pembangunan prasarana transportasi darat, laut, maupun udara.
“Mulai jalan tol hingga jalan pedesaan, pelabuhan dan lapangan terbang,:tuturnya.
Selain itu, juga infrastruktur komunikasi, infrastruktur pengairan untuk memenuhi kebutuhan air dan irigasi serta infrastruktur energi. Dikatakannya, Kecukupan infrastruktur adalah merupakan prasyarat untuk menjadi negara maju.
“Tidak ada satupun negara maju tanpa didukung infrastruktur yang cukup,”katanya.
Lanjutnya menjelaskan, sebagaimana dinyatakan oleh Presiden Jokowi, Indonesia baru memiliki sekitar 39 persen dari yang seharusnya.
“Walaupun demikian, alhamdulillah, pembangunan infrastruktur dalam empat tahun terakhir ini kian dirasakan manfaatnya,”lanjutnya menegaskan.
Di samping pembangunan infrastruktur, Pemerintahan juga memulai pembangunan dari pinggiran. Keduanya memiliki makna yang mendalam. Dengan terbangunnya infrastruktur khususnya transportasi dan komunikasi, konektivitas seluruh wilayah Indonesia dapat diwujudkan.
“Wilayah Indonesia betul-betul tersatukan di alam nyata, bukan hanya di alam idea,”ujarnya.
Dia menegaskan, pembangunan di wilayah pinggiran dapat mempertegas kehadiran dan kedaulatan negara. Kata Ia, kalau singa jantan, si raja hutan menandai batas wilayah kekuasaannya dengan menebar aroma air seninya, negara menandai batas kedaulatannya dengan menebar “aroma” pembangunan besar-besaran di wilayah penggiran dan perbatasan.
“Dalam rangka menerjemahkan kebijakan tersebut di sektor pendidikan, kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) telah memberi perhatian khusus untuk pendidikan di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal.”terangnya.
Bahkan kemendikbud memberi perhatian khusus pada pendidikan anak-anak Indonesia yang berada di luar batas negara, seperti anak-anak keturunan Indonesia yang berada di Sabah dan Serawak, negara bagian Malaysia.
Saat ini, lanjutnya mengatakan pembangunan telah bergeser ke sumber daya manusia. Sektor pendidikan dan kebudayaan menemukan urgensinya. Terkait dengan itu maka tema Hari Pendidikan nasional tahun 2019 adalah ‘Menguatkan Pendidikan Memajukan Kebudayaan’.
Dikatakannya,tema yang di utarakan sangat erat mencerminkan pesan pahlawan pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara terkait hubungan erat pendidikan dankebudayaan dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang sarat nilai danpengalaman kebudayaan guna membingkai hadirnya sumber daya –sumber daya manusia yang berkualitas, demi terwujudnya Indonesia yang berkemajuan.
Pembangunan sumber daya manusia di dalam perspektif kemendikbud menekankan dua penguatan yakni pendidikan karakter dan penyiapan generasi terdidik yang terampil dan cakap dalam memasuki dunia kerja.
“Dalam pendidikan karakter dimaksudkan untuk membentuk insan berakhlak mulia, empan papan, sopan santun, tanggung jawab, serta budi pekerti yang luhur,”katanya.
Sementara ikhtiar membekali ketrampilan dan kecakapan disertai pula dengan penanaman jiwa kewirausahaan. Tentu, semua itu membutuhkan profesionalitas kinerja segenap pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan di tingkat pusat dan daerah.
Dikatakannya, Hadirnya Revolusi Industri 4.0 telah mempengaruhi cara hidup, bekerja, dan belajar. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, dapat mempengaruhi cara berpikir, berperilaku dan karakter peserta didik. Peserta didik harus memiliki karakter dan jati diri bangsa di tengah perubahan global yang bergerak cepat.
“Saat ini peserta didik kita didominasi Generasi Z yang terlahir di era digital dan pesatnya teknologi. Mereka lebih mudah dan cepat menyerap teknologi terbaru,”tuturnya Wabup Drs H.Jamiludin saat membacakan pidato menteri pendidikan dan kebudayaan.
Sekolah dan para guru agar menerapkan pendidikan berbasis teknologi digital dengan sentuhan budaya Indonesia melalui tri pusat pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.
“Ketiga pusat pendidikan tersebut harus saling mendukung dan menguatkan,”jelasnya
Disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, serta Kongres Kebudayaan tahun 2018 Implementasinya diharapkan semakin meningkatkan ketahanan budaya, meningkat pula dalam mengambil peran di tengah peradaban dunia. Penguatan karakter anak juga di topang hadirnya UU no 24 Tahun 2009 tentang bendera,bahasa dan lambang negara.
“Kecintaan dan kebanggaan pada simbol-simbol negara itu harus terus ditanamkan agar mampu membentuk generasi yang kuat rasa nasionalismenya dan berjiwa patriot,”ucapnya.
Selanjutnya menteri pendidikan dan kebudayaan RI menjelaskan anggaran pendidikan sekitar 63 % di kelola daerah. Oleh sebab itu, di ingatkan agar daerah mengambil peran yang aktif dalam memanfaatkan dana APBN baik melalui Dana Alokasi Umum (DAU) maupun dana alokasi Khusu (DAK) dengan memperhatikan kualitas pemanfaatan untuk program program prioritas.
“APBD menjamin anggaran pendidikan minimal 20 %,”pungkas menteri pendidikan dan kebudayaan RI Muhadjir effendi.
(Andi Gun Riotallo)